Home » » Cerita Sedikit tentang seorang Ahmad Dhani

Cerita Sedikit tentang seorang Ahmad Dhani

penulis lagu, penata musik, dan produser Indonesia. Dhani merupakan

dan juga personel grup band The Rock.

 Dhani juga merupakan pemilik dan pimpinan dari Republik Cinta Management. Dhani telah mencetak banyak hits dan mengorbitkan sejumlah artis melalui karyanya. Bakat musik Dhani mulai bergejolak saat duduk di bangku SMPN 6 Surabaya. Dhani bersama 3

kemudian mendirikan grup band DEWA pada tahun 1986.

Dhani bertindak pada vokal dan keyboard. Saking tergilanya pada musik,

tak jarang Dhani bolos sekolah untuk sekedar berkumpul bersama

teman-temannya di DEWA untuk sekedar memainkan alat musik di rumah Wawan

di kawasan komplek Universitas Airlangga. Dhani semula yang menteng di

jalur rock, kemudian mencoba jalur musik jazz yang kemudian diikuti

perubahan nama Dewa menjadi Downbeat. Bersama Downbeat, Dhani sempat

menjuarai Festival Jazz Remaja se-Jawa Timur, juara I Festival band SLTA

'90 atau juara II Djarum Super Fiesta Musik. Namun akhirnya Dhani

kembali ke jalur rock dan mengibarkan bendera DEWA 19 dengan tambahan

Ari Lasso.

Karena tidak ada studio yang memadai di Surabaya, pada tahun 1991 Ahmad

Dhani hijrah ke Jakarta untuk mencari perusahaan rekaman yang akan

melabeli Dewa 19. Dengan modal seadanya, Dhani menginjak rimba ibukota,

gentayangan dari satu perusahaan rekaman ke perusahaan rekaman lain

menggunakan bus kota. Setelah sempat ditolak sejumlah label, akhirnya

dhani dilirik oleh Jan Djuhana dari Team Records.

Usaha Dhani tidak sia-sia, album perdana Dewa 19 (1992) sukses besar

dengan melejitnya sejumlah hits seperti ”Kangen” dan ”Kita Tidak Sedang

Bercinta Lagi”. Album ini tercatat sebagai album terlaris 1993 dan

Dewa dianugerahi sebagai pendatang baru terbaik. Sukses Dewa 19

berlanjut di album-album berikutnya. Hingga saat ini tak kurang dari

sebelas album yang telah dirilis Dhani bersama Dewa, yaitu .Dewa 19

(1992), Format Masa Depan (1994), Terbaik Terbaik (1995), Pandawa Lima

(1997), The Best Of Dewa 19 (1999), Bintang Lima (2000), Cintailah Cinta

(2002), Atas Nama Cinta I & II (2004), Laskar Cinta (2004),

Republik Cinta (2006), dan Kerajaan Cinta (2007) Meski telah beberapa

kali mengalami pergantian personel, sampai saat ini Dewa 19 masih tetap

eksis di blantika musik.

Selain aktif di Dewa 19, Dhani juga sibuk dengan kegiatan lain. Pada

tahun 1999, ia sempat melahirkan Ahmad Band, yang sempat dikenal dengan

tembang ”Bidadari di Kesunyian” dan ”Aku Cinta Kau Dan Dia”. Selain

itu Dhani juga menjadi memproduseri artis lain selain Dewa 19. Sejak

kesuksesan Dhani melambungkan nama Reza Artamevia di tahun 1997, ia

mulai sering memproduseri artis lain, dan melahirkan bakat-bakat baru

dalam dunia musik. Dhani juga kolaborasi dengan gitaris DEWA 19, Andra

Ramadan, dan merelease album yang hanya berisi 4 lagu. "Kuldesak"

adalah single andalan album itu.

Bermula dari perekaman album solonya di Australia, Dhani bertemu dengan

3 anggota band Hospital The Musical, yaitu Clancy Alexander Tucker,

Zachary Haidee-Keene, Michael Bennett di Studio 301, Sydney - Australia.

Dari pertemuan itu munculah ide untuk berkolaborasi dalam sebuah grup

musik. Dhani yang memiliki niat untuk go international menerima ajakan

tersebut dan terbentuklah The Rock yang mana Hospital The Musical tidak

bubar dan Dhani juga tidak meninggalkan Dewa 19. Pada Agustus 2007,

lahirlah album pertama The Rock dengan tajuk Master Mister Ahmad Dhani I

yang mencetak single ”Munajat Cinta”. Hospital The Musical pernah

mengikuti tour Marlboro Kretek di Indonesia, pada bulan

Agustus-September 2007. Saat itu mereka menggunakan nama Fire Shark,

bersama vokalis Mark Williams.

Di Tahun Ini Dhani betemu personil 5 anggota yaitu Cameria Happy

Pramita (Gitar,Backing Vocal),Ices (Bass) ,Tharaz Bistara (Gitar),Ikmal

Tobing (Drummer) dan Terakhir Wahyu Sudiro (Gitar) pada LAUNCHING

ALBUM TRIAD The Rock Cafe Jakarta 19 Feb 2010 sudah merilis album

dengan hits single nya "Makhluk Tuhan Paling Sexy" milik penyanyi Mulan

Jameela hits single kedua berjudul "Mustapha" milik Grup Band Barat

Queen dan terakhir 2010 hits ketiga berjudul "Selir Hati"

Salah satu musik kegemaran Si Jenggot (panggilan akrab Dhani) adalah

musik Jazz. Dia berkerja sama dengan Tim Oram, musisi Jazz di Sydney.

Bersama Tim dia berkolaborasi dengan musisi-musisi jazz di Australia.

Terdapat 4 lagu Jazz di album The Rock, dan April 2009, dia merilis

album 100% Jazz dengan judul The Best Is Yet To Come.

Dhani menikah dengan Maia Estianty di tahun 1994, setelah sekian lama

menjalin cinta sejak Dhani masih di SMA Negeri 2 Surabaya. Dari

pernikahan mereka, keduanya memiliki 3 anak. Dhani menamai anak-anaknya

sesuai tokoh sufi yang dikaguminya, yakni Ahmad Al Gazali, El

Jalaluddin Rumi, dan Ahmad Abdul Qodir Jaelani. Sejak akhir 2006, Dhani

dan istrinya terlibat skandal 'tuduh menuduh' yang berujung pada

gugatan cerai yang diajukan oleh Maia Estianty. Rumah tangga mereka

resmi berakhir pada 23 September 2008 melalui keputusan hakim di

Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

60.jpg

Asal Usul Dewa 19

Pada tahun 1986, empat siswa SMPN 6 Surabaya mulai merenda mimpi -
mimpi indah menjadi musisi terkenal. Dengan kemampuan pas - pasan mereka
mengibarkan bendera DEWA. Nama ini bukan sekedar gagah - gagahan,
melainkan akronim dari nama mereka berempat : Dhani Manaf [Keyboard,
Vokal], Erwin Prasetya [Bass], Wawan Juniarso [Drum], dan Andra Junaidi
[Gitar]. Waktu itu kegilaan mereka pada musik sudah terlihat. Tidak
jarang masing - masing terpaksa bolos sekolah, sekedar untuk bisa
ngumpul dan genjrang - genjreng memainkan alat musik. Rumah Wawan di
jalan Darmawangsa Dalam Selatan No. 7, yang terletak di salah satu sudut
komplek Universitas Airlangga, menjadi markas mereka karena disana
terdapat seperangkat alat musik walaupun seadanya namun Dewa bisa
berlatih sepuasnya.

Yang membedakan Dewa
dengan grup Surabaya lainnya ketika itu adalah warna musik yang mereka
mainkan. Kalau grup lain gemar membawakan aliran heavy metal milik
Judas Priest atau Iron Maiden, Dewa muncul dengan lagu - lagu milik
Toto yang lebih ngepop. Hanya semuanya berubah ketika Erwin yang doyan
jazz mulai memperkenalkan musik fudion dari Casiopea. Andra dan Dhani
yang semula manteng di jalur rock, akhirnya ikutan juga. Format musik
Dewa pun perlahan - lahan bergeser, bahkan mereka bukan

cuma memainkan lagu - lagu Casiopea, tapi juga karya dari musisi jazz
beken lainnya seperti Chick Corea atau Uzeb. Dhani, Erwin, dan Andra
lantas berangan - angan ingin seperti Krakatau atau Karimata, dua
kelompok jazz yang lagi kondang saat itu. Ini membuat Wawan murung,
penggemar berat musik rock ini merasa warna Dewa sudah keluar jalur.
Akhirnya Wawan memutuskan keluar pada tahun 1988 dan bergabung dengan
Outsider yang antara lain beranggotakan Ari Lasso. Setahun kemudian
menyeberang ke Pythagoras. Posisi Wawan di Dewa lantas digantikan kakak
kelasnya, Salman. Nama Dewa pun berubah menjadi Down Beat, diambil
dari nama sebuah majalahjazz terbitan Amerika.

Untuk kawasan Jawa Timur dan sekitarnya, nama Down Beat cukup dikenal
terutama setelah berhasil merajai panggung festival. Sebut saja
Festival Jazz Remaja se-Jawa Timur, juara I Festival band SLTA '90 atau
juara II Jarum Super Fiesta Musik. Sementara itu Pythagoras pun
berhasil jadi finalis Festival Rock Indonesia yang digelar promotor Log
Zhelebor. Tapi bagi keempat cowok yang secara psikologis masih dalam
pencarian jati diri itu, jazz ternyata juga hanya sebuah persinggahan.
Begitu nama Slank

berkibar impian mereka pun berubah. Wawan Juniarso segera dipanggil
kembali untuk menghidupkan Dewa dan Ari Lasso ikut bergabung. Nama Dewa
kembali tegak, bedanya kali ini pakai embel - embel 19 semata karena
rata - rata usia pemainnya 19 tahun. Seperti halnya Slank, Dewa 19 pun
mencampuradukkan beragammusik jadi satu : pop, rock, bahkan jazz,
sehingga melahirkan alternatif baru bagi khasanah musik Indonesia saat
itu. Teman sekelas Wawan, Harun rupanya tertarik oleh konsep tersebut
dan segera mengucurkan dana Rp. 10 juta untuk memodali teman - temannya
rekaman. Tapi karena di Surabaya tidak ada studio yang memenuhi syarat,
mereka terpaksa ke Jakarta padahal jumlah dana tadi jelas pas - pasan.
Walhasil mereka harus ngirit habis - habisan, segala hal dikerjakan
sendiri termasuk mengangkat barangdan sebagainya. Tapi disini
musikalitas mereka teruji.

Album perdana, 19 rampung cuma 25 shift saja. Termasuk luar biasa buat
ukuran musisi daerah yang baru saja menginjak rimba ibukota. Dengan
master di tangan, Dhani gentayangan dari satu perusahaan rekaman satu
ke perusahaan rekaman lain pakai bus kota, sementaraErwin, Wawan, Andra
dan Ari menunggu hasilnya di Surabaya. Sempat ditolak sana - sini,
master itu akhirnya dilirik oleh Jan Djuhana dari Team Records, yang
pernah sukses melejitkan Kla Project.Di luar dugaan, angka penjualan
album 19 meledak di

pasaran, setelah melewati angka 300.000 kopi, pihak BASF mengganjar
mereka dengan dua penghargaan sekaligus. Masing - masing untuk kategori
Pendatang Baru Terbaikdan Album Terlaris 1993. Dalam pembuatan album
Format Masa Depan diwarnai oleh hengkangnya Wawan Juniarso karena tidak
adanya kecocokan diantaranya.

Setelah itu dalam pembuatan album berikutnya Dewa menggunakan
additional music untuk drummernya yang antara lain : Ronald dan Rere.
Setelah album Terbaik - Terbaik selesai, masuklah Wong Aksan menempati
posisi drummer. Namun setelah menyelesaikan pembuatan album Pandawa
Lima, pada tanggal 04 Juni 1998 Wong Aksan dikeluarkan dari Dewa 19,
sebab pukulan dram Aksan dinilai mengarah kemusik jazz dan sebagai
gantinya masuklah Bimo Sulaksono (mantan anggota Netral)

Share this article :

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. seputar artis indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger